Kota Mati
"Ugh" Ujar Marcell yang terbangun dengan mata sedikit terbuka, lalu dia melihat sekitar dengan bingung. "Lho??? aku dimana??? kenapa aku terbangun di kota seperti ini???" Kata Marcell yang melihat tempat yang tidak sebenarnya berada disitu. Marcell melihat bangunan yang sudah runtuh dan tidak ada satupun orang yang muncul di Kota tersebut. Marcell berpikir dua hal, antara Terkena Bencana Besar seperti Gempa Bumi Megathrust lalu Muncul Tsunami atau Terkena Perang Besar-besaran. Marcell pun berjalan sambil menyapa di Kota yang sunyi, namun tak ada seorang pun yang membalasnya, hanya Marcell saja yang berbicara.
Tiba-tiba terdengar suara ledakan dari arah terjauh, Marcell pun langsung berlari kesana sambil penasaran apa yang terjadi sebenarnya. Marcell berharap ada seseorang disana yang memungkinkan ada kehidupan disana. Sesampainya disana, Marcell melihat Beberapa 2 Orang dari Pasukan Misterius yaitu Letnan Satu dan Letnan Dua yang berhasil meledakkan tempat tersebut. "Sepertinya kita sudah menyelesaikan Misi hari ini, kita bisa lapor kepada Jendral kita" Ucap Letnan Satu "Benar Bung, mari kita basmi lainnya yang berada disini, kalau bisa kita rebut markasnya sekaligus wilayahnya disini" Balas Letnan Dua. Marcell pun bergegas mencari tempat persembunyian agar tidak ketahuan dari 2 Anggota Pasukan Misterius tersebut. Marcell lagi-lagi bingung dengan 3 hal yang didengar olehnya dari Obrolan mereka seperti "Misi", "Markas" dan "Wilayah". "Apa yang terjadi sebenarnya disini???" kata Marcell di dalam Hatinya. Marcell bisa menebak kalau Kota ini sedang dilanda peperangan. namun Marcell berpikir lagi dalam hatinya "Kemanakah Para Prajurit ini??? Apa mereka sudah menyerah dengan ini???".
Saat Marcell hendak melangkah, tiba-tiba Marcell mengijak kaleng sehingga 2 Anggota tersebut mendengar suara tersebut. "Siapa Disana?!" ucap Letnan Satu, "Sepertinya ada yang mengintai kita, apa kita harus menyelidikinya?" Balas Letnan Dua, "Silahkan, Suaranya dari Arah sana" ucap Letnan Satu sambil menunjuk tempat persembunyian Marcell. Marcell berlari cepat untuk meninggalkan tempat persembunyiannya sebelum ketahuan dari dua anggota Pasukan Misterius. 2 Anggota Pasukan Misterius sampai Di Tempat Persembunyian Marcell yang sudah ditinggalkan oleh Marcell. "Ini hanya kaleng yang sudah tidak terpakai lagi" Ucap Letnan Dua sambil mengambil Kaleng yang sudah penyok karena diinjak oleh Marcell tadi. "Walaupun hanya kaleng, Tapi saya masih curiga kalau ada seseorang disini..." Ucap Letnan Satu yang sambil melihat sekitar. Marcell menunggu untuk waktu yang pas untuk melarikan diri dari dua pasukan misterius. saat mereka melihat arah yang berbeda, tiba-tiba Marcell lari dengan kencang, Letnan Satu langsung melihat Marcell yang sedang berlari dan berkata "Itu dia!!! Cepat kejar dia!!!". Letnan Dua langsung laksanakan dan mereka berdua langsung mengejar Marcell yang sedang berusaha menghindar dari tangkapan mereka.
Pengejaran ini memakan 30 menit hingga Letnan Satu mengeluarkan senjata dan menembak kaki kanan Marcell. Alhasil Marcell terjatuh di Aspal hingga wajahnya hampir berdarah, Marcell merangkak namun terlambat karena Dua anggota Pasukan Misterius itu sudah menghampirinya. "Rupanya kamu diam-diam memata-matai kami ya??? kamu dari Pasukan Mana??? siapa komandanmu??? CEPAT JAWAB!!!" Ucap Letnan Satu sambil mengenggam kerah baju Marcell. "A...aku bukan prajurit... aku hanya rakyat biasa, aku tidak terlibat.... dalam peperangan ini.... kumohon.... lepaskan aku... jangan bunuh aku..." Ucap Marcell yang terbata-bata dan hampir menetes air matanya. "dari penampilannya, dia bukan prajurit dari pasukan lawan kita, dia hanya rakyat biasa... kita salah menduga, sebaiknya kita lepaskan saja" Ucap Letnan Dua yang berusaha menenangkan Letnan Satu yang hampir naik darah itu. "Baiklah, karena kamu hanya rakyat biasa dan tidak terlibat dalam peperangan, kami akan lepaskannmu... tapi, kau harus pergi secepatnya sekarang juga..." Ucap Letnan Satu lalu dia melepaskan Marcell. "Baik pak... tapi kalian janji kan tidak akan membunuhku dari belakang kan?" Ucap Marcell yang hampir curiga dengan mereka sebelum pergi. "Tidak, kami tidak akan melakukan itu kok" Ucap Letnan Satu yang pura-pura tersenyum. "kalau begitu, terima kasih" Ucap Marcell dan dia pun pergi dengan pincang. namun Letnan Satu diam-diam membidik Marcell untuk menembak dia dan Marcell langsung membalik badan lalu berkata "TIDAAAAKKK!!!!!"
Tiba-tiba Marcell terbangun dari tempat tidurnya, dia langsung melihat sekitar di kamarnya dan berkata "Apa ini cuman Mimpi???". Marcell langsung membuka Jendela dan melihat sekitar kota dan ternyata masih utuh dan orang-orang masih beraktivitas seperti biasa. Marcell pun menghela nafas dan hal itu ternyata mimpi. selain itu dia melihat HPnya yang sudah mati karena Baterainya sudah 0%. Marcell pun mengambil Charger dan mencolok HPnya yang mati. "Ah... ternyata aku ketiduran karena bermain Game Perang-perangan, jadinya aku lupa deh" Ucap Marcell sambil cengesan dan tiba-tiba Ibunya menghampiri Marcell lalu berkata "Kamu kenapa nak? tiba-tiba kamu teriak hingga terdengar di Dapur". "Tidak bu, aku hanya mengalami Mimpi Buruk." Balas Marcell. "Ya sudah, kamu sarapan dulu sana, ibu sudah memasak Telur Dadar untukmu, Kakakmu udah berangkat tadi" Ujar Ibu Marcell. Marcell pun keluar kamar untuk Sarapan dan Marcell pun berdoa agar Mimpi tersebut tidak menjadi Kenyataan
Komentar
Posting Komentar